DESA SUKORENO UMBULSARI SIAP ARAK OGOH - OGOH SAMBUT HARI RAYA NYEPI
JEMBER, PETISI.CO
– Tidak perlu jauh-jauh ke Pulau Bali kalau hanya ingin melihat
perwujutan Buta Kala (Patung Raksasa) yang selalu hadir menyertai
perayaan Hari Raya Nyepi. Karena dengan mudah patung itu bisa dijumpai
pada sejumlah tempat di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten
Jember.
Seperti halnya yang terlihat di desa yang nilai Kebhinnekaan-nya
patut diacungi Jempol. Di kampung tersebut, banyak warga yang sibuk
merampungkan patung ogoh-ogoh.
“Ini sudah dikerjakan sejak awal Februari hingga hari ini mas,” ungkap Wahyu Widodo Rabu malam (22/3/2017) kepada awak media.
Widodo, begitulah panggilan akrabnya ketua panitia ini,
menjelaskan untuk membuat satu set patung ogoh-ogoh biasanya
menghabiskan biaya antara Rp 1,5 – 2 juta. Sedangkan proses
pengerjaannya biasanya dilakukan tiap malam hari, selepas aktifitas
kerja.
Semua warga laki-laki, mulai dari yang muda hingga dewasa turut serta dilibatkan dalam prosesi menggarapan ogoh-ogoh.
” Biaya itu dipungut secara swadaya dari masing-masih keluarga Hindu yang ada didesa ini,” jelasnya.
Seluruh ogoh-ogoh yang hingga kini pengerjaannya belum selesai 100%
itu lanjut Widodo, diupayakan rampung sebelum hari pelaksanaan Hari Raya
Nyepi. “Tanggal 27 minggu depan, semua ogoh sudah harus siap mas,”
lanjutnya.
Diceritakan oleh Widodo, ketika menyambut perayaan Hari Raya Nyepi,
biasanya setiap Pure membuat satu hingga dua ogoh-ogoh, sedangkan di
Kecamatan Umbulsari sendiri, ada enam Pure, dan masing-masing tersebar
di Desa Sukoreno, Gunungsari, dan Umbulsari, sehingga ketika acara
tersebut bisa dipastikan sangat ramai.
“Sudah bisa dipastikan, ketika acara perayaan ogoh ogoh desa kami
ramai. Selain dari Sukoreno sendiri, banyak wisatawan dari luar
Umbulsari yang datang ke sini guna menyaksikan perayaan yang populer di
Pulau Dewata ini, baik warga yang beragama diluar Hindu seperti Islam
dan Kristiani,” paparnya.
Diketahui, warga yang tinggal di Desa Sukoreno sendiri bukan hanya
beragama Hindu saja, namun juga warga beragama Islam maupu Kristiani.
Namun demikian mereka berdampingan dengan rukun dan saling menghormati.
Hal ini juga tidak terlepas dari campur tangan 3 pilar yakni,
Desa, Babinsa dari Koramil Umbulsari dan Babinkamtibmas dari Mapolsek
Umbulsari, yang selalu bahu membahu menyerukan rasa saling menghormati
antar agama dan Kebhinekaan.
“Indonesia adalah milik kita, saling menghormati antar agama yang
diakui negara, adalah kunci utama menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI,”
ujar Sudarmono Babinkamtibmas Desa Sukoreno menirukan ketika dirinya
memberi pengetahuan kepada warga binaannya.
Terciptanya kerukunan antar umat beragama yang sudah berjalan puluhan
tahun itu, pantaskah ketika Desa Sukoreno ini di jadikan percontohan
tentang Kebhinekaan?(yud)
Sumber :http://petisi.co/desa-sukoreno-umbulsari-siap-arak-ogoh-ogoh-sambut-hari-raya-nyepi/
Tidak ada komentar