Kapal Numplek, Satu Tewas
PUGER - Kecelakaan lalu
(laka laut) kembali memakan korban di Pantai Pancer Puger, Desa Puger
Kulon, Kecamatan Puger. Ombak besar menghantam keras, saat kapal ikan
jenis payang itu hendak menuju perairan lepas, Sabtu (22/7) pukul 10.00,
kemarin.
Akibat kecelakaan ini, satu awak kapal meninggal sementara
lainnya mengalami luka-luka saat kapal nelayan terbalik dan karam di
pintu Plawangan Pantai Pancer. Satu awak bernama Wage, 60, warga Desa
Lojejer, Kecamatan Wuluhan tewas di tempat.
Kecelakaan ini merupakan yang kedua yang terjadi dalam sepekan
ini. Hingga kemarin siang, sejumlah penduduk dan nelayan tampak masih
berusaha keras mengevakuasi bangkai kapal yang terbalik, beberapa jam
setelah kejadian. Kapal kayu milik Romli, warga Puger Wetan itu
tengkurap di sisi karang dengan beberapa bagiannya patah dan
tercerai-berai.
Sementara
itu, satu dari tiga awak meninggal dalam insiden itu. Dua lainnya
berhasil diselamatkan dengan kondisi luka fisik. Sunardi, Salah seorang
saksi mata yang menyaksikan terbaliknya kapal nahas itu menuturkan,
kapal nelayan yang dinamai “Buron” itu tiba-tiba saja diterjang oleh
ombak setinggi lebih dari dua meter saat baru saja mencapai pintu
Plawangan.
Para awaknya tak mampu mengendalikan
dan langsung kocar-kacir di tengah perairan. Sementara itu, perahu
terbalik lantas menghantam karang ke arah barat, beberapa meter dari
bangunan pemecah ombak (breakwater).
Dua awak selamat bernama Fendik, 27,
warga Dusun Lojejer, Kecamatan Wuluhan dan Suyanto, 32, warga Desa Puger
Kulon, Kecamatan Puger. Hingga berita ini ditulis, keduanya masih
menjalani perawatan intensif di Puskesmas Puger.
Dalam sepekan terakhir, sudah dua
kali insiden kapan terbalik dengan korban meninggal terjadi di pintu
Plawangan Pancer, Puger. Pada 15 Juli kemarin, sebuah kapal jenis eder
juga karam di areal yang sama saat baru saja pulang dari perairan lepas.
Satu awaknya sempat hilang sebelum kemudian ditemukan tewas beberapa
hari kemudian.
Hartawan, salah seorang nelayan asal
Puger Wetan yang ikut mengevakuasi kapal terbalik itu kepada Jawa Pos
Radar Jember berujar, beberapa minggu terakhir kondisi cuaca memang lagi
buru. Ketinggian gelombang di perairan mencapai 2 hingga 2,5 meter.
Cuaca buruk itu menurutnya dibarengi
dengan kehadiran ikan yang mulai muncul di permukaan sejak beberapa
bulan kemarin. Sehingga, tidak sedikit nelayan yang memutuskan untuk
tetap melaut kendati kondisi gelombang cukup membahayakan.
(jr/was/har/JPR)
Sumber: www.radarjember.com
Tidak ada komentar