Bupati Ikut Nyuntik Sendiri
Begini jika bupatinya
dokter. Soal pencanangan imunisasi campak dan rubella, dia sendiri yang
turun tangan menyuntik peserta imunisasi. Bahkan, Bupati Jember dr Faida
MMR, berani menaikkan target yang semula 95 persen jadi 100 persen.
Kata Bupati Faida, dia serius karena imunisasi campak dan
rubella, itu menyangkut masa depan kesehatan anak bangsa. Sebab jika
sampai terserang virus campak dan rubella, anak-anak bisa terlahir cacat
bahkan sampai kematian. “Saya menilai, keputusan presiden ini sangat
tepat. Kami yang ada di Kabupaten Jember, mendukung total,” tegasnya,
saat meresmikan bulan imunisasi campak dan rubella, di Gedung Serbaguna
GOR PKPSO Kaliwates Jember, Selasa (1/8) kemarin.
Bupati Faida, mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi negara
dengan campak tertinggi kedua di Asia setelah India. Sedangkan Jatim,
peringkat kedua di Indonesia. Pun demikian dengan Kabupaten Jember, yang
juga tercatat sebagai daerah terdampak campak kedua di Jatim. “Jika
pemerintah pusat memasang target 95 persen, saya tegaskan Jember harus
100 persen,” katanya.
Baginya,
merugi kemudian jika sampai ada seorang anak usia 9 bulan hingga 15
tahun, sampai terlewat tidak diimunisasi. Apalagi imunisasi ini gratis.
Sebab jika orang tua anak harus imunisasi mandiri, harga imunisasi
campak dan rubella ini dibanderol sampai Rp 1,5 juta. “Mumpung gratis,
ayo imunisasi campak dan rubella,” pintanya.
Bupati yang juga seorang dokter ini,
sempat menyampaikan dampak penyakit campak, yang mampu mengakibatkan
radang paru, radang otak, kebutaan, diare dan gizi buruk. Sedangkan
rubella, penderitanya rawan kelainan jantung, kelainan mata, tuli,
keterlambatan perkembangan, bahkan bisa mengakibatkan jaringan otak
rusak.
Selain itu, rubella dinilai sangat
membahayakan. Bahkan, ibu hamil juga sangat rawan terserang virus ini.
Sampai terjadi, dia memastikan anaknya akan lahir dengan kondisi fisik
yang cacat. “Masyarakat belum kebal, jika belum diimunisasi MR (Measles
atau campak dan Rubella),” terangnya.
Memang, kata Bupati Faida, penderita
campak biasanya memiliki gejala panas tubuh yang sangat tinggi. Namun,
kemudian panasnya menurun. Ketika panas tubuhnya turun, mulai muncul
bercak merah di sekitar telinga dan mata keluar cairan. Paling bahaya,
jika sudah bercaknya mengering. Semisal daya tahan tubuhnya lemah, bisa
saja sampai kematian.
Sedangkan rubella, bisa terlihat dari
gejala, bahkan juga bisa tidak ada gejalanya sama sekali. Nah, seperti
ini yang membuat bupati meminta kepada masyarakat, supaya mewaspadainya.
Supaya lebih aman, maka solusinya harus imunisasi. “Sebab jika sudah
imunisasi, seumur hidupnya juga sudah terbebas campak dan rubella,”
terangnya. Belum lagi, usia setahun sampai 40 tahun masih rawan
terserang rubella.
Supaya Jember bebas campak dan
rubella, Bupati Faida, mengajak semua kepala sekolah yang ada di Jember,
supaya ikut berkomitmen melancarkan imunisasi tersebut. Bahkan kata
Bupati Faida, semisal sampai ada siswa yang luput terimunisasi, maka dia
sendiri bersama Wakil Bupati Abdul Muqit Arief, yang akan menjemput
siswa yang bersangkutan supaya terimunisasi. “Tapi kalau kepala sekolah
dan gurunya tidak malu,” sindirnya.
Supaya anak usia 9 bulan hingga 15
tahun di Jember bebas campak dan rubella, bupati memberi tanda tinta
biru di jari anak yang bersangkutan, layaknya tinta tanda coblosan di
setiap pemilu. Selain siswanya, setiap sekolah yang 100 persen
mengimunisasi muridnya, akan diberi sertifikat sebagai tanda bebas
campak dan rubella.
Tentu, ada reward bagi sekolah yang
telah 100 persen melakukan imunisasi para muridnya. Salah satu reward
tersebut, sertifikat 100 persen imunisasi itu bisa dijadikan syarat
pengajuan pengembangan untuk pembangunan sekolahnya masing-masing.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan
(Dinkes) Jember dr Siti Nurul Qomariyah, menghitung ada sekitar 541.024
anak berusia 9 hingga 15 tahun di Jember. Artinya kata dr. Nurul,
pihaknya harus mengimunisasi MR pada anak sejumlah tersebut.
Selain pihaknya fokus pada sekolahan,
namun kata dr Nurul, posyandu juga akan menjadi ujung tombak suksesnya
imunisasi MR 100 persen di Jember. Dia semakin optimistis, karena kader
posyandu di Jember sangat bisa diandalkan. “Imunisasi ini wajib.
Artinya, guru tidak perlu meminta izin orang tua murid. Cukup
memberitahu saja. Apalagi, ini untuk kebaikan anak-anak kita,”
imbuhnya.
(jr/rul/gus/har/JPR)
Sumber: http://www.jawapos.com/radarjember/read/2017/08/02/5196/bupati-ikut-nyuntik-sendiri
Tidak ada komentar