SALING MEMBANTU TOLAK SARA DAN HOAX
Anggota RPU Argopuro terdiri dari
berbagai kalangan. Mulai dari petani biasa hingga seorang pejabat di
salah satu kejaksaan negeri di Jawa Timur. Tua dan muda. Termasuk salah
satunya adalah drg Abdul Rochim. “Satu hal yang paling berkesan, di sini
kekompakan dan kekeluargaannya luar biasa. Menyatu tanpa ada
sekat-sekat,” tutur Erwin Zulfikar Faisol, ketua Komunitas RPU
Argopuro.
Erwin mengenang salah satu bentuk kekompakan di RPU Argopuro adalah
ketika salah seorang anggotanya ada yang terkena sakit jantung. Padahal
sebelumnya, anggota yang berprofesi sebagai nelayan di Puger itu
terlihat sehat-sehat saja.
“Dia sebenarnya tidak cerita kalau sedang sakit. Cuma ada salah satu
anggota yang lain melihat dia lagi opname di RS Bina Sehat pada malam
hari,” kenang Erwin. Sontak, kabar itu langsung menyebar ke seluruh
anggota RPU Argopuro melalui jaringan udara. Hanya dalam waktu singkat,
mereka semua sudah berkumpul untuk menjenguk di RS Bina Sehat. Termasuk
drg Rochim yang juga ikut membantu si nelayan.
Tak hanya menjenguk yang sakit. RPU Argopuro juga memiliki
waktu-waktu khusus di mana mereka akan kopi darat di titik tertentu atau
rumah salah satu anggota. Perangkat HT yang menjadi senjata utama
mereka, menurut Erwin sangat hemat energi, hanya 5 watt. Karena itu,
selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu, HT mereka selalu berbunyi,
berisikan percakapan lintas udara antar anggota.
“Ada salah satu rekan sampai ditanya oleh tetangganya. Dikira dia
tidak pernah tidur karena HT-nya selalu berbunyi,” cerita Erwin sembari
terbahak. Dalam berkomunikasi di udara, ada jam-jam tertentu di mana
mereka bisa ngobrol bebas, dan ada juga yang terbatas.
“Kalau malam Minggu, kita istilahkan radio cek atau checking night.
Jadi teman-teman istilahnya absen diri dengan membawa berita
masing-masing,” tutur Erwin. Ada kondisi tertentu, di mana anggota bisa
menyela obrolan santai, ketika dia membawa berita yang cukup penting.
Istilahnya adalah interrupt.
“Biasanya kita bisa pakai kode Break, untuk masuk menyela guna
mengabarkan berita penting. Misalkan ada sungai yang meluap,” jelas
Erwin. Saat disampaikan informasi seperti itu, spontan anggota yang lain
akan diam mendengarkan informasi penting yang akan disampaikan. Ini
juga terkait dengan misi lain dari RPU Argopuro, yakni untuk mitigasi
dan tanggap bencana.
Kode etik lainnya, adalah anggota dilarang menyampaikan informasi
yang mengandung hoax. Semua itu berdasarkan kesadaran diri masing-masing
anggota. Jika ada yang sampai melanggar, maka teguran dan sanksi sosial
berupa akan dikucilkan akan mengancam si anak bandel. “Alhamdulillah,
semua sudah sadar untuk hal itu. Jauh sebelum ada kampanye turn back
hoax, kita sudah memulainya,” tutur pria yang sehari-hari bekerja
sebagai teknisi lepas komunikasi radio.
Selain akurasi informasi, kode etik lain yang berlaku adalah dilarang
menyampaikan informasi yang berbau SARA ataupun politik. Perihal ini,
Erwin mengaku pernah mendapat tawaran menggiurkan dari salah satu
petinggi partai politik. “Karena repeater bisa menjangkau hampir 90
persen wilayah Jember dan punya banyak sekali pendengar pasif yang tidak
bisa dihitung anggotanya. Politisi itu akan mengontrak kami mulai dari
masa kampanye hingga tahap perhitungan suara,” kenang Erwin.
Tawaran uang besar tersebut spontan ditolak Erwin. Tawaran lain yang
pernah ia tolak adalah siaran agama dengan kompensasi uang juga. “Di
sini kita semboyannya NKRI harga mati. Merdeka,” tegas Erwin mantap.
(jr/ad/das/JPR)
Sumber: https://www.jawapos.com/radarjember/read/2018/02/26/52762/saling-membantu-tolak-sara-dan-hoax
Tidak ada komentar