Angkot Masih Suka Mokong
JEMBER – Para sopir angkot
(angkutan kota) yang dikenal dengan sebutan kleting kuning masih saja
banyak yang mangkal di bawah jembatan penyeberangan Jompo. Padahal,
Dinas Perhubungan dan Satlantas Polres Jember sudah lama memasang rambu
larangan untuk berhenti, menaikkan atau menurunkan penumpang.
Tetapi larangan dengan dipasang di Jalan Sultan Agung tersebut
seperti tak ada gunanya. Karena justru kalangan sopir angkot dengan
santai berhenti atau bahkan mencari penumpang di sana.
Para sopir ini, rupanya menunggu calon penumpang yang dari arah Jalan
Samanhudi (dari Pasar Tanjung). Karena para pedagang memang banyak yang
baru pulang dari Pasar Tanjung.
Bahkan pantauan Jawa Pos Radar Jember kemarin, tiga angkot berhenti
sekaligus untuk menunggu calon penumpang. Bahkan kadang-kadang 4 atau 5
angkot berjejer menunggu penumpang di sekitar rambu: S. ”Padahal
sebelum Dinas Perhubungan Jember memasang rambu S , sebelumnya pernah
dipasang rambu P. Artinya semua kendaraan dilarang parkir di bawah
jembatan Jompo,” kata Johan, salah satu warga setempat.
Dengan banyaknya para sopir angkot yang mokong dari berbagai jurusan
ini, dia ingin agar rambunya dibongkar atau dibuang saja. ”Sekalian para
sopir dengan leluasa parkir angkot\ atau ngetem menunggu calon
penumpang,” jelasnya.
Menurutnya, sopir angkutan yang sering parkir biasanya lin jurusan
Tawangalun – Arjasa. Bahkan ada lin yang memarkir angkotnya persis di
bawah rambu yang dipasang Dinas Perhubungan. ”Seharusnya sopir memiliki
rasa malu agar kondisi jalan tetap nyaman dan aman,” lanjutnya.
Yang nggak dia pahami, dulu kawasan itu pernah dijaga. Sehingga
tertib sementara. Namun ketika penjagaan longgar, para sopir angkot
(lin) kembali melanggar rambu lalu lintas. ”Kalau nggak ada fungsinya,
rambu itu dibuang saja,” ujarnya.
(jr/jum/hdi/das/JPR)
Sumber: www.radarjember.com
Tidak ada komentar