MASKAPAI WINGS AIR RESMI MENDARAT DI JEMBER

Bupati Faida menyatakan, setelah Maskapai Wings Air resmi mendarat di Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember, Selasa (1/8/2017), ada satu target lagi yang hendak diraihnya.
"Berikutnya PR kita adalah mewujudkan jember menjadi embarkasi antara.
Jamaah umrah Kabupaten Jember saja delapan ribu orang, jamaah hajinya
dua ribu orang lebih setiap tahun. Belum (warga) dari empat lima
kabupaten sekitarnya," kata Faida, di sela-sela peresmian penerbangan
perdana Wing Air.
Faida menegaskan, pembukaan embarkasi antara
akan memudahkan ribuan orang beribadah haji dan umrah. "Mengefisienkan
waktu, tenaga, biaya, dan ini tentu sangat direspons masyarakat.
Mudah-mudahan kesempatan ini bisa terbuka bagi kita semuanya," katanya.
Faida menyadari, untuk mewujudkan cita-cita ini perlu landasan pacu
yang memadai. "Kami sedang mengupayakan (penambahan panjang landasan
pacu di Bandara Notohadinegoro). Kami bekerja dengan Airnav, maka
manajemen penerbangan di Bandara Notohadinegoro ini tak perlu dilakukan
lagi. Manajemennya aman. Ini akan jadi bandara kebanggaan kita semua,"
katanya.
Pembangunan embarkasi dan debarkasi merupakan salah satu
dari 22 Janji Kerja Bupati Faida dan Wakil Bupati Abdul Muqit Arief
saat kampanye pilkada. Masalah embarkasi ini kemudian menjadi tema
diskusi publik yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia dan Iksan
Institute, di Hotel Aston, Kabupaten Jember, Kamis (31/3/2016). Saat
itu, Sales Manager PT Garuda Indonesia di Kabupaten Jember, Budi
Prihantoro memang menyarankan agar Jember membangun embarkasi antara
daripada embarkasi utama.
"Kalau ingin Jember sebagai embarkasi
utama, (terhalang) faktor geografis. Kita terbentur pegunungan. Bandara
Notohadinegoro dikelilingi gunung. Satu-satunya yang bisa mendarat
adalah pesawat tipe ATR 72," kata Budi saat itu.
"Karakter
geografis membuat manuver pesawat sangat sulit. Permasalahan (lain)
runway kita 1.700 meter. Sedangkan untuk pesawat jet paling kecil, butuh
(landasan pacu sepanjang) 2.200 meter. Kalau saya bicara jujur, sangat
sulit landing bagi pesawat sekelas Boeing 727," kata Budi.
"Di
Indonesia ada empat, yakni di Jambi, Lampung, Palangkaraya, dan
Gorontalo," katanya. Jember memenuhi syarat jika melihat jumlah jamaah
meningkat dari tahun ke tahun, dari 1.655 orang pada 2015 menjadi dua
ribu lebih pada 2016.
Dengan adanya embarkasi antara, semua
fasilitas pengecekan jamaah haji ada di Jember. "Jadi perpindahan jamaah
dari Jember ke Surabaya, pengecekan sudah harus clear (di Jember),"
kata Budi saat itu. [wir/ted]
Sumber: www.beritajatim.com
Tidak ada komentar