Berawal dari Motocross, Koleksi Lebih dari 40 Trofi
Sebagai salah satu jenis olahraga
keras, motocross identik dengan maskulinitas. Iva Amelia menjadi
satu-satunya racer perempuan di Jember.
Sore itu, asap mengepul dari salah satu sudut di areal Jember Sport
Garden (JSG) Ajung. Belasan pasang mata tertuju pada beberapa motor
balap yang sedang berlatih di JSG. Setelah latihan usai, para racer
tersebut beristirahat. Saat membuka helm, tersembul rupa seorang gadis
muda yang masih mengenakan seragam keamanan road race. Dialah Iva
Amelia.
Sosok Iva Amelia bisa menjadi pemandangan langka di kalangan road
race. Sebab, dia merupakan satu-satunya racer –sebutan untuk atlet road
race- perempuan di Jember. “Saya belum setahun menekuni road race. Baru
mulai Oktober tahun lalu,” tutur Iva.
Di balik sosoknya yang kalem, Iva menyimpan segudang potensi dan
prestasi. Tak heran, karena jiwa bermotornya diturunkan dari sang ayah,
Juto Pradana yang juga mantan racer. “Ayah sekarang pensiun dan fokus
melatih saya di road race,” tutur bungsu dari dua bersaudara ini.
Wajar jika Iva kini kerap meneguk prestasi di olahraga yang menguji
adrenalin ini. Pasalnya, ia sudah sejak lama berlatih dan mengasah
kemampuan dengan pertama kali menjajal motocross. “Aku mulai menekuni
motocross sejak kelas 3 SD. Sebelumnya, aku sama sekali tidak tertarik
dan tidak pernah menonton,” ujar Iva.
Saat kelas 3 SD, sang ayah mengajak Iva menyaksikan perlombaan
motocross. Dari situlah, ketertarikan Iva kepada olahraga adrenalin ini
langsung membuncah. Iva menekuni motocross selama beberapa tahun sebelum
akhirnya terjun ke road race. “Kalau motocross lebih mudah karena
balapannya di Lumpur. Sedangkan road race, kita balapannya di aspal,
lebih berisiko dan sekaligus menantang,” katanya.
Selama beberapa tahun menggeluti motocross, sudah banyak prestasi
yang Iva raih. “Total mungkin ada 40 trofi sampai sekarang,” ujar Iva
setengah malu-malu saat ditanya capaiannya itu.,
Salah satu yang paling berkesan adalah ketika dia berhasil menjadi
juara 1 di Kejurnas Motocross di Madura beberapa tahun silam. Saat itu,
ia masih kelas 4 Sd atau setahun setelah menekuni motocross.
“Waktu itu saya dapat juara satu di kelas mini motor usia maksimal 12
tahun. Lumayan sih, hadiahnya Rp 1,25 juta. Memang kalau di motocross
hadiahnya tidak sebesar di road race. Kalau di road race hadiahnya bisa
di atas Rp 2 juta,” cerita alumnus SMKN 1 Jember tahun 2016 ini.
Setelah beberapa tahun berkecimpung di motocross, Iva memilih
berhenti dan beralih ke road race. Ia ingin fokus ke road race karena
tantangan dan gengsi yang lebih tinggi. “Road race lebih bergengsi dan
cepat naik daun kalau sukses ketimbang motocross,” tutur gadis asal Desa
Sumberpinang, Kecamatan Pakusari ini.
Keinginan untuk beralih dan fokus ke road race sebenarnya sudah lama
terlintas di pikiran Iva. Namun, itu harus tertunda karena menunggu
restu dari sang bunda, Haibuma. “Sebelumnya, ibu belum mengizinkan
karena takut. Tapi, setelah melihat saya ikut lomba dan juara, malah
mendukung,” tutur Iva.
Sebagai satu-satunya racer perempuan di Jember, tak jarang Iva merasa
aneh. “Kadang dianggap aneh oleh orang lain. Saya juga kadang merasa
aneh saat sedang berlatih, karena saya seorang perempuan,” jelas Iva.
Beruntung, Iva mengaku didukung dan dimotivasi oleh lingkungan
sekitarnya, terutama teman-teman berlatihnya. “Aku bangga karena bisa
ikut lomba, apalagi kalau mewakili Jember,” ujar gadis yang kini
tergabung dalam Tim Bintang Motor Bondowoso.
Selama beberapa bulan menekuni road race, tercatat sudah ada beberapa
kejuaraan penting yang ia ikuti. “Pertama kalinya, akhir 2017, aku ikut
road race di Probolinggo bareng team BDS. Cuma, waktu itu belum dapat
podium,” jelas Iva.
Kemudian, di Bondowoso Iva kembali mengikuti kejuaraan level
nasional. “Aku pakai putri Kades Binakal Bondowoso sama Libas Madura
dapet podium pertama kali nomor 4 kelas bebek 2T sama nomor 5 kelas
MP5,” tutur Iva.
Selanjutnya, di Kejurnas Ponorogo, Iva berhasil menggondol juara 2
kelas matic 115cc bersama team Masna GPC Blitar. Gelar juara 2 kembali
Iva raih dalam kejuaraan di beberapa bulan kemudian. “Di Bojonegoro,
aku juara 2 matic 115cc bersama team Libas Anak Sayang Madura,” ungkap
Iva.
Menekuni motocross, menurut Iva kuncinya adalah banyak berlatih
dengan didampingi pelatih yang tepat. Selama ini, Iva bersyukur belum
pernah merasakan grogi saat berlomba. “Kuncinya banyak berlatih dengan
benar. Selain itu, berdoa,” tutur Iva.
Pada 11 Maret 2018 mendatang, Iva akan kembali berlaga di kejuaraan
level nasional di Ponorogo. Kali ini, dia dipercaya untuk bergabung
dalam Puji Rahayu, salah satu tim besar di kancah motocross nasional.
Selain itu, karena prestasinya di usia muda, Iva juga menjadi bintang
tamu. “Senang dan bangga, karena fotoku dipajang di banner di event
tersebut,” tutur Iva.
Dengan berhasil meraih beberapa trofi tingkat nasional di usianya
yang belum genap 20 tahun, membuat semangat Iva makin berkobar. “Aku
pingin lanjutkan prestasi ke tingkat internasional sebagai racer,”
pungkas Iva mantap.
Sumber: https://www.jawapos.com/radarjember/read/2018/03/12/56201/berawal-dari-motocross-koleksi-lebih-dari-40-trofi
Tidak ada komentar