KECEMPLUNG SELOKAN, SISWA SMPN 1 HILANG
JEMBER – Hujan deras
kemarin siang membawa korban. Eggar Genta Inthisar, 13, siswa SMPN 1
hilang setelah kecemplung selokan di dekat markas Yon Armed di Jl
Suprapto Kebonsari. Kejadian sekitar pukul 14.00 itu tentu saja
memancing perhatian masyarakat. Jl Suprapto pun sempat macet lumayan
parah karena banyaknya orang yang berhenti dan berkerumum di sekitar
lokasi kejadian.
Awalnya, tak ada yang tahu identitas korban. Sebab, menurut
keterangan sejumlah saksi, saat itu korban baru saja turun dari angkutan
kota bersama dua temannya. Korban sempat berdiri di atas pembatas
selokan. Sedangkan dua rekannya, menyeberang jalan ke arah utara.
Saat itu kondisinya hujan deras. Kondisi air di selokan
pun sampai meluber. Jika tidak teliti, selokan tampak seperti trotoar.
Meski pun, sudah ada pembatas tingginya sedengkul orang dewasa. “Dia
(korban, Red) awalnya berdiri di sebelah utara. Memang utara trotoar.
Sedangkan selatannya, sudah selokan. Terus dia lompat ke selokan.
Mungkin dikira juga trotoar,” ungkap Ribut Wiyono, anggota TNI Armed
Jember yang pertama kali melakukan pencarian terhadap korban.
Ribut tahu ada korban tenggelam di depan trotoar markasnya,
setelah ada warga teriak histeris meminta tolong. Tanpa piker panjang
dia nyemplung berupaya mencari korban. Namun, saat itu dia hanya berhasil menemukan tas milik korban.
Sejumlah saksi awalnya tidak mengenali korban. Mereka
tahu bahwa nama korban, Eggar Genta Inthisar, dari buku tulis di dalam
tasnya. Meski demikian, Ribut dan warga lainnya sempat kesulitan mencari
alamat rumah korban. Berkat buku tulis itu pula, saksi tahu korban
pelajar SMPN 1 Jember. “Di bukunya juga ada nomer handphone bapaknya,” ungkapnya.
Berangkat dari petunjuk itu, saksi lantas menghubungi
orang tua korban dan mengetahui, bahwa korban tinggal di Perumahan
Pondok Bedadung Indah, Blok DD 8, Kelurahann Kebonsari, Kecamatan
Sumbersari, Jember. “Sedangkan warga lainnya, langsung menghubungi SAR
dan BPBD Jember,” imbuhnya.
Kepala Bidang BPBD Kabupaten Jember, Heru Widagdo, saat ditemui Jawa Pos Radar Jember di
lokasi kejadian mengakui kesulitan mencari korban di dalam
gorong-gorong. Kendalanya, air begitu deras dan gorong-gorongnya sempit.
Belum lagi terkendala sampah yang ada di dalam gorong-gorong.
Sehingga kata Heru, Tim SAR gabungan BPBD bersama warga
sekitar, sempat menutup saluran air di hulu selokan pintu masuk
gorong-gorong titik awal korban hilang. Meski pun, air tetap masuk ke
gorong-gorong namun tidak lagi deras. “Selain SAR, warga dan TNI serta
polisi juga ikut membantu melakukan pencarian,” imbuhnya.
Namun hingga tadi malam, belum ada kabar penemuan
korban. Padahal sebelumnya, setiap lubang di gorong-gorong yang berjarak
antara 10 sampai 15-an meter, sudah diselami para relawan dan SAR
pencarian korban. Hasilnya tetap nihil, meski pencarian dilakukan sampai
ke hilir gorong-gorong di bibir Kali Cakol.
Sukirno, salah seorang relawan dari BPBD Kabupaten
Jember, mengaku dilematis. Sementara hatinya ingin tetap mencari korban,
namun sesuai standar operasional prosedur (SOP), relawan dilarang
melakukan pencarian korban di malam hari. Hingga, pencarian terhadap
korban pun akhirnya sementara dihentikan pukul 18.00 kemarin. “Tapi kami
tetap berupaya melakukan pencarian dengan cara aman,” pungkasnya.
Dia mengaku tidak berani berspekulasi keberadaan
korban. Namun jika bicara alur aliran air, arahnya dari selokan ke
gorong-gorong, kemudian ke Kali Cakol dan nantinya, bisa sampai ke
Sungai Bedadung. “Kami meminta keluarga korban bersabar dan terus
berdoa,” pintanya. (rul/jum/har/jawapos.com)
Sumber :http://radarjember.jawapos.com/read/2017/03/19/2294/kecemplung-selokan-siswa-smpn-1-hilang/2
Tidak ada komentar