Ini Penyebab Mahalnya Harga Cabai di Kabupaten Jember
JEMBER, (suarajatimpost.com) - Hari ini, harga cabai
di beberapa pasar di kabupaten Jember mulai mengalami kenaikan hingga
mencapai harga Rp 59.000 di tingkat pedagang.
Hal ini dipicu, karena kelangkaan dan banyak petani beralih fungsi ke tanaman lain, karena sebelumnya banyak mengalami merugi.
Seperti yang disampaikan oleh Sutrisno warga Desa Sutrisno (34) warga Desa Slateng, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember.
Sebelumnya, dia mengaku sempat putus asa dengan anjloknya harga cabai, sehingga dirinya beralih ke tanaman padi.
“Menanam cabi itu, sama dengan untung-untungan. Kalau untung ya
banyak hasilnya, kalau rugi tidak main-main sampai menjual sapi untuk
biayanya,” ucapnya, Kamis (08/03/2018) di lokasi pematang sawahnya.
Dirinya juga mengaku, merugi hingga puluhan juta rupiah. Karena pada
saat dirinya panen harga cabai rawit turun anjlok dengan harga Rp 15.000
per kilogram.
“Saya menanam lebih dari satu hektar. Sekarang hitung, harga mulsa
plastiknya, pupuknya, racunnya dan tenaga yang dikeluarkan. Jadi biarlah
tak dapat untung banyak, tanam padi saja,” ujarnya dengan nada putus
asa.
Hal senada dikatakan Husnul (43) warga Desa Sumberpakem, Kecamatan
Sumberjambe, Kabupaten Jember. Dirinya malah memilih menyewakan lahan
pertaniannya kepada kemitraan pertanian kedalai.
“Pusing mikir harga cabai. Saya dengan keluarga sepakat disewakan,
tidak ada resko tinggal ambil untung di depan. Yang menanam sekarang,
berarti beruntung,” tegasnya.
Pantauan suarajatimpost.com di lapangan, harga cabai di Pasar
Tradisonal Kalisat mampu tembus angka Rp.57.000 per kilogramnya, Pasar
Sempolan Rp.55.000 per kilogram dengan kualitas sedang.
Sumber: http://www.suarajatimpost.com/read/13059/20180308/093532/ini-penyebab-mahalnya-harga-cabai-di-kabupaten-jember/
Tidak ada komentar